Jumat, 15 Desember 2017

GUNUNGAN CINTHAMI MASYARAKAT KABUPATEN LUMAJANG






Lumajang, Bedah Kasus 16-12-2017. Nagari Lamajang yang Gemah Ripah Loh Jinawi Toto Raharjo, (negara yang kaya akan hasil bumi aman tenteram dan bersahaja). Identik dengan simbol Gunungan yang terbuat dari hasil bumi yang ditata terdiri dari kekayaan para petani. Ada pemandangan menarik perhatian di tengah  puncak acara prosesi peringatan  Hari Jadi Lumajang ke- 762 tahun 2017, yaitu, rakyat dan atau masyarakat yang terkonsentrasi di alun-alun, saling berebut hasil bumi. Hasil bumi tersebut yang disusun dalam bentuk gunungan. Masing-masing gunungan diproduksi tiap kecamatan yang ada di Kabupaten Lumajang, sebanyak 21 gunungan.                                   Pemandangan itu, justru menambah meriah Prosesi Harjalu di tahun 2017, dengan  tema "Kerja Bersama, Bersama Kerja Mewujudkan Masyarakat Lumajang yang Rukun Sejahtera dan Bermartabat". (Gotong royong makaryo, sayuk rukun toto raharjo). Prosesi Harjalu ke-762 tersebut dipusatkan di Alun-Alun Lumajang, Jumat siang, usai shalat Jum'at  (15/12/2017).         

Dalam acara yang sangat meriah ini, Bupati Lumajang, Drs. As'at M.Ag didampingi istri Ny. Tutuk Fajriatul As'at beserta seluruh jajaran forkopimda  sarimbit mengenakan pakaian adat, berjalan beriringan dari Pendopo Kabupaten diiringi "cucuk lampah" menuju Alun-alun area lokasi prosesi.                   
Di sisi Alun-Alun bagian utara, sejumlah 21 gunungan CINTHAMI (Cinta Hasil Bumi) berasal dari 21 kecamatan se- Kabupaten Lumajang dari Halaman Pemkab menuju ke Alun-Alun.

Bupati menyampaikan bahwa hari itu, merupakan syukuran rakyat Hari Jadi Lumajang di umur 762 tahun. Ia menyampaikan bahwa selama tahun 2017 Kabupaten Lumajang mendapatkan 71 penghargaan, baik dari Presiden RI, Pemerintah Pusat, maupun Pemerintah Provinsi Jawa Timur.         Hal tersebut bisa diraih,  karena do'a dan kerjasama yang sinergis. Tentu saja, juga didukung kehidupan  yang rukun dan damai.                   Bupati mengatakan bahwa Lumajang termasuk kabupaten yang memiliki kekayaan alam melimpah. Sejumlah produk lokal khas Lumajang terkenal, yakni pisang agung, pisang mas kirana, salak pronojiwo, dan  kambing etawa sebagian dari kekayaan dan potensi Kabupaten Lumajang.      Momentum prosesi Harjalu kali ini, sekaligus dicanangkan hari Cinthami (Cinta hasil Bumi) yang diresmikan oleh Bupati Lumajang.            Bupati berharap 21  gunungan cinthami yang diambil oleh masyarakat Lumajang menjadi rezeki yang membawa berkah.
Dalam kesempatan tersebut bupati juga meresmikan Logo Kolesem (kopi lemongan semeru/kopi lereng semeru). Sehubungan hal ini, Bupati juga berharap agar perkopian di Lumajang membawa kesejahteraan bagi masyarakat  Lumajang. 

Ketua DPRD Kabupaten Lumajang, Agus Wicaksono, S.Sos., berkesempatan membacakan sejarah tentang awal mula sejarah lumajang mulai dari kerajaan Majapahit beserta dengan pemimpin kerajaan Lamajang. Dalam sejarah singkat tersebut dijelaskan bahwa prasasti Mulamalurung 15 Desember 1255 maka ditetapkan menjadi hari jadi Lumajang, dengan penguasa pertama Narariya Kirana.  (Jiwo)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Peninjauan dan Peresmian Posko Kampung Tangguh Semeru di Tiga Lokasi Perumahan Mastrib

M. ROBI Wartawan Peninjauan dan Peresmian Posko Kampung Tangguh Semeru  di Tiga Lokasi Perumahan Mastrib. BEDAH KASUS , POLRES JEMBER - Ka...